Kamis, 25 Desember 2008

Matematika Nalaria Realistik (MNR)

Sekitar tiga tahun yang lalu,saya pernah mengikuti pelatihan Matematika Nalaria Realistik (MNR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Adil Sempoa Mandiri(ASMA)Bandung,Kerja sama dengan Klinik Pendidikan MIPA(KPM)Bogor. Pelatihan tersebut dibimbing langsung oleh pimpinan KPM yaitu Dr.Ridwan Saputra.Pada pelatihan tersebut dibahas soal-soal matematika Realistik dengan fokus pada soal cerita.Hal yang menarik pada penyelesaian soal-soal adalah kita tidak harus selalu menggunakan rumus-rumus matematika,tetapi dapat diselesaikan dengan menggunakan kekuatan logika untuk dapat menemukan pola dari persoalan yang diberikan.
Harapan Dr.Ridwan dari pelaksanaan pelatihan ini adalah berkembangnya kemampuan nalar peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika,dan berkembangnya kemampuan guru dalam membuat soal-soal matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik,sihingga peserta didik merasakan bahwa matematika sangat dekat atau melekat pada kehidupan mereka.
Materi pelatihan ini dikhususkan untuk anak-anak tingkat Sekolah Dasar yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran matematika,sehingga selesai pelatihan kami diharuskan membimbing maksimal 10 anak,kemudian perkembangan kemampuan anak dilaporkan setiap bulan melalui hasil tes dengan tujuan mencari anak berbakat matematika yang nantinya dibimbing langsung oleh beliau untuk dapat berkompetisi di tingkat internasioanl.
Sebulan setelah selesai pelatihan,saya mencoba membimbing 10 anak tingkat SD,pada awal pertemuan mereka merasa bahwa soal-soal yang mereka dapatkan walaupun realistik tetapi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.Namun seiring berjalannya waktu,walaupun yang mampu bertahan hanya 6 orang anak,namun saya dapat melihat perkembangan kemampuan nalar anak yang relatif pesat,dan anak-anak berkomentar setelah mempelajari soal-soal yang realistik dengan penekanan pada kekuatan nalar,mereka merasakan kemudahan dalam memahami materi-materi matematika yang mereka pelajari di sekolah.
Dengan berbekal pengalaman tersebut,saya mencoba menerapkan konsep matematika realistik ini pada peserta didik di sekolah dimana saya bertugas,dan ternyata bukan hal yang mudah untuk saya lakukan.Mengapa?kendalanya ada pada diri saya sendiri,kemampuan saya untuk membuat soal yang realistik dan sesuai dengan materi ajar yang harus dipelajari anak masih sangat minim.Pembuatan LKS yang kadang menjadikan siswa kebingungan karena ada hal yang kurang jelas atau terlewat untuk sampai pada kesimpulan yang seharusnya peserta didik temukan,penggunaan alat peraga yang kurang efektif,sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk dapat mencapai kompetensi yang diharapkan,dan ketika dilaksanakan tes berdasarkan pengalaman penggunaan alat peraga ,ternyata pengalaman mereka menggunakan alat peraga belum dapat mereka maknai.Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi diri saya sendiri,untuk terus berkreasi dan memperbaiki segala kekurangan berdasarkan pengalaman yang telah dijalani.
Satu hal yang saya yakini,bahwa pembelajaran matematika realistik akan sangat membantu peserta didik dalam memahami dan menemukan konsep-konsep matematika,juga akan mampu mengembangan potensi nalar peserta didik.

Tidak ada komentar: